Minggu, 20 Januari 2013

Wacana Perpindahan Ibu kota Negara Dari Soekarno Sampai SBY




Wacana perpindahan ibu kota negara di Republik Indonesia sudah sejak dahulu kala menjadi pembahasan yang hangat dari berbagai kalangan masyarakat luas, baik mulai dari pemerintahan sampai di warung-warung kopi. Bahkan Presiden Republik Indonesia pertama kali juga pernah mempunyai sebuah gagasan besar, untuk memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke kota lain. Karena semua tak lepas dari sebuah prediksi tentang Jakarta akan penuh sesak dan sudah tidak ideal lagi, untuk dijadikan sebagai ibu kota negara di Republik Indonesia.

Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno pernah mempunyai gagasan, untuk memindahkan ibu kota negara ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah tahun 1957. Sementara Soeharto juga pernah mempunyai gagasan, bahwa pusat pemerintahan digeser ke sekitar Jonggol, Kabupaten Bogor. Dari dua pucuk kepemimpinan di Republik Indonesia tersebut, tentu sudah dapat memberikan sebuah nilai-nilai positif, bahwa perpindahan ibu kota negara bukanlah hal yang mustahil, tetapi dapat dilakukan, apabila dukungan dari semua pihak dapat tercapai dengan baik dan tepat sasaran.

Sedangkan Presiden SBY juga tidak mau ketinggalan membahas tentang perpindahan ibu kota negara. Bahkan SBY juga telah mengajukan tiga skenario perpindahan ibu kota negara yang perlu didiskusikan oleh publik. Skenario pertama adalah mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota negara, pusat pemerintahan, sekaligus kota ekonomi dan perdagangan, apabila opsi ini tetap menjadi pilihan bagi masyarakat luas, berarti opsi ini berkonsekuensi pada pembenahan secara total atas berbagai permasalahan, baik permasalahan macet, banjir, transportasi, permukiman, dan tata ruang wilayah di DKI Jakarta saat ini.

Kemudian skenario yang kedua, yaitu: membangun Ibu Kota yang benar-benar baru, dan terakhir, yaitu: skenario ketiga, Ibu Kota negara tetap di DKI Jakarta, namun memindahkan pusat pemerintahan ke lokasi lain. 

Berangkat dari ketiga skenario yang diajukan SBY diatas, untuk melakukan perpindahan ibu kota negara. Maka yang perlu diperhatikan dari berbagai pihak, untuk terus melakukan berbagai kajian ilmiah, untuk mendapatkan sebuah paradigma pemikiran yang tepat didalam melakukan perpindahan atau tidak melakukan perpindahan sebuah ibu kota negara, supaya kedepan bangsa Indonesia dapat kembali bangkit dari berbagai permasalahan, terutama permasalahan yang terjadi di DKI Jakarta sebagai ibu kota negara saat ini.

Melihat wacana perpindahan ibu kota negara Republik Indonesia dari Soekarno sampai SBY, membuat paradigma pemikiran dari berbagai kalangan, untuk memberikan berbagai opini antara pro perpindahan ibu kota negara atau kontra dengan perpindahan ibu kota negara. Sehingga permasalahan tentang perpindahan ibu kota negara secepat mungkin mendapatkan perhatian dari khalayak umum, baik dari masyarakat atas sampai dari masyarakat bawah.

Sebenarnya, melihat kekacauan di DKI Jakarta, mulai dari kemacetan akut, kepadatan penduduk, pembangunan yang tak terencana, bahkan hingga banjir yang tak jarang menenggelamkan di DKI Jakarta, tentu membuat masyarakat berpikir ulang, bahwa perpindahan ibu kota negara menjadi sebuah keharusan, supaya roda pemerintahan dapat berjalan secara normal. Karena kalau permasalahan di DKI Jakarta sebagai ibu kota negara terus berlanjut, berarti sama dengan kerugian material maupun non material akan mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Semoga Allah SWT memberikan ketabahan kepada bangsa Indonesia, untuk terus berjuang keluar dari berbagai permasalahan yang sangat mengkhawatirkan, supaya bangsa Indonesia dapat kembali tegak dan berjaya diseluruh belahan seantero alam semesta, Amin.....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar