Kamis, 15 November 2012

Ketika Kaum Buruh Memberontak





Gerakan kaum buruh tak dapat diremehkan begitu saja, apabila kaum buruh terus melakukan berbagai aksi, karena ketika kaum buruh melakukan berbagai aksi secara maraton, maka kondisi negara dapat dikatakan dalam keadaan darurat. Sehingga pemegang tampuk kekuasaan perlu membuka komunikasi seluas-luasnya, untuk para kaum buruh, agar sesegera mungkin para pemegang tampuk kekuasaan mengetahui tuntutan para kaum buruh, dan tentunya pemegang tampuk kekuasaan secepat mungkin membuat perlindungan Undang-undang bagi kehidupan kaum buruh.

Melihat realitas dilapangan, bahwa kaum buruh merupakan aset bagi kemajuan negara, kalau buruh dapat dikelola dengan baik dalam membangun sebuah perusahaan, tetapi semua membutuhkan spirit yang tangguh, untuk menciptakan berbagai peluang pisitif, agar tuntutan kaum buruh dapat terealisir secata nyata,  dan tentunya antara kelompok kaum buruh dengan kelompok kaum pengusaha dapat bekerja sama yang saling menguntungkan antar satu sama lainnya.

Keberadaan kaum buruh dinegeri Indonesia tergolong paling kecil gajinya, apabila dibandingkan dengan negara Malaysia, Singapura, Brunei atau negara tetangga lainnya. Sehingga perlu ada sebuah terobosan yang cerdas dari para pemegang tampuk kekuasaan, untuk memikirkan kesejahteraan kaum buruh dari Sabang sampai Merauke.

Perjalanan kaum buruh dalam melakukan berbagai aksi disejumlah daerah tidak dapat diremehkan begitu saja, karena ketika kaum buruh memberontak secara terus menerus, maka perekonomian dinegeri Indonesia, akan mengalami gangguan yang sangat membahayakan bagi keberlangsungan sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengingat kaum buruh adalah ruh bagi pembangunan sebuah bangsa dan negara, bahkan lebih jauh lagi, kehidupan bangsa dan negara tak lepas dari perekonomian yang didalamnya terdapat para kaum buruh maupun para kaum pengusaha.

Panasnya aksi kaum buruh disejumlah daerah dengan tuntutan gaji buruh yang layak, ternyata membuat iklim investasi disejumlah perusahaan mengalami kondisi yang tidak kondusif. Mengingat aksi buruh dengan jalan mogok kerja, memblokir disejumlah ruas jalan, sweeping disejumlah perusahaan, telah membuat kebangkrutan perusahaan dinegeri Indonesia.

Dari berbagai kejadian aksi kaum buruh disejumlah daerah maupun disejumlah pusat kota, membuat sebuah iklim investasi yang tak sehat. Karena para pengusaha merasa kepastian hukum dinegeri Indonesia mengalami ketidak-jelasan. Sehingga membuat para pengusaha berpikir ulang antara bertahan atau hengkang dalam membangun perusahaan di Republik Indonesia.

Kalau lagi-lagi pemberontakan kaum buruh, untuk melawan segala bentuk hegemoni kaum pengusaha terus berlanjut dari waktu-kewaktu, maka kondisi tersebut, berarti sangat mengkhawatirkan bagi keberlangsungan iklim ivestasi, bahkan lebih jauh lagi, bahwa negara dapat dikatakan dalam keadaan darurat. Mengingat kaum buruh disaat melakukan aksi pemberontakan secara maraton, berarti kehidupan berbangsa dan bernegara sedang mengalami sebuah revolusi besar yang dimulai dari gerakan para kaum buruh.

Ironis!, salah satu kata yang disematkan, apabila para kaum buruh terus melakukan aksi pemberontakan, karena dengan pemberontakan kaum buruh, berarti terjadi sebuah ketidak-beresan dalam dunia kerja di Republik Indonesia, apalagi melihat kondisi pekerja di Indonesia yang sangat kecil gajinya, apabila dibandingkan dengan negara tetangga. Sehingga dengan berbagai aksi para kaum buruh dengan berbagai  tuntutannya, untuk mendapatkan hidup layak dengan jaminan sosial tinggi, agar sesegera mungkin disyahkan dalam Undang-undang negara.

Semoga Allah SWT memberikan jalan yang terbaik, untuk kesejahteraan kaum buruh, agar kondisi ekonomi dapat stabil kembali dinegeri Indonesia, Amiin...

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........




Tidak ada komentar:

Posting Komentar